Selasa, 15 Desember 2009

SITUS-SITUS PERTEMANAN

Oleh:
Diyanti Sholifiany

“Silaturahmi itu memperbanyak rizki”, demikian agama Islam mengajarkan. Makna rizki di sini tentu luas. Dia bisa berupa materi, pengetahuan, kesempatan dan apa saja. Pokoknya, sesuatu yang memberikan kemaslahatan bagi kita.
“Kenapa silaturahmi bisa memperbanyak rizki?”. Tentu, ini juga bisa kita pahami dari berbagai segi. Yang jelas, manusia itu kan makhluk sosial. Artinya, manusia tidak bisa hidup sendiri. Karena itu, dia butuh orang lain agar bisa hidup secara normal. Seorang bayi baru lahir, misalnya, sungguh merupakan makhluk tak berdaya. Agar bisa tumbuh dan berkembang, dia butuh perhatian dan kasih sayang dari orang-orang di sekitarnya, terutama orangtuanya. Ketika menginjak anak-anak dan remaja, dia juga butuh teman bermain. Saat dewasa dia juga butuh bantuan orang lain, misalnya, untuk bekerja mencari nafkah.
Konon, ada sebuah cerita dimana seorang manusia terpaksa hidup sendirian di hutan. Ketika bayi dia dibesarkan oleh seekor serigala. Dia memang hidup, tapi karena tidak pernah berinteraksi dengan manusia, perilakunya pun menjadi mirip serigala yang membesarkannya.
Jadi, seseorang memang butuh orang lain. Bukan saja untuk memenuhi kebutuhan lahirnya, tapi agar dia bisa tumbuh dan berkembang sesuai kodratnya sebagai manusia. Itulah mungkin tafsiran sekilas tentang makna “silaturahmi memperbanyak rizki itu”.
Nah, bagaimana dengan kita-kita ini sebagai remaja. Kita pasti butuh banyak teman juga, bukan? Betapa enaknya kita punya banyak teman karena dengan teman kita bisa tolong-menolong, tukar-menukar informasi sampai curhat masalah-masalah pribadi. Karena itu, kita tentunya ingin menjalin pertemanan sebanyak mungkin. Bahkan tidak hanya sebatas teman di rumah atau sekolah, tetapi juga teman di kota lain bahkan di mancanagara.
Beruntunglah kita yang hidup di era internet saat ini, karena teknologi ini menyediakan banyak kemudahan bagi mereka yang ingin menjalin pertemanan seluas mungkin tanpa dibatasi ruang dan waktu. Apalagi di internet, kini tersedia berbagai situs pertemanan atau situs jaringan sosial. Sebut saja di antaranya Friendster, Facebook dan kini yang lagi ngetrend “Twitter”. Ke depan, entah situs-situs apalagi yang bakal bermunculan ya...
Kemudahan yang disediakan oleh situs-stus pertemanan ini memang luar biasa. Sebagai gambaran, orang-orangtua kita dulu juga mungkin hobi menjalin pertemanan secara jarak jauh. Caranya adalah melalui kegiatan surat-menyurat yang disebut sahabat pena.
Di zamannya, hobi sahabat pena ini sangat populer dan sangat mengasyikan. Tapi, bagi kita yang hidup di era Facebook dan Twitter saat ini, hobi ini mungkin merepotkan. Bayangkan, untuk mengontak sahabat penanya, pertama-tama, seseorang harus menulis surat berlembar-lembar. Setelah itu, memasukannya ke dalam amplop dan dibubuhi perangko secukupnya lalu mengirimkannya lewat pos. Selanjutnya, dia harus sabar menunggu berhari-hari, berminggu-minggu bahkan mungkin berbulan-bulan untuk mendapatkan balasan suratnya.
Jelas, bersahabat pena cukup merepotkan karena butuh tenaga ekstra untuk menulis surat, biaya perangko dan tentu saja kesabaran untuk mendapatkan balasan surat ini. Itu jika sahabatnya penanya cuma satu orang. Bagaimana kalau lebih dari seorang? Tentu lebih repot lagi.
Kini, dengan hadirnya, situs-situs pertemanan semacam Facebook dan Twitter berbagai kerepotan yang dialami melalui surat-menyurat konvensional ala hobi sahabat pena ini dapat di atasi. Dengan jaringan sosial tersebut kita tinggal mengetik nama teman kita dan sesudah di konfirm dengan mudahnya kita mendapatkan teman yang banyak.
Tapi, hadirnya situs-situs pertemanan ini memang seperti pisau bermata dua. Dia dapat menjadi sarana yang sangat bermanfaat, jika kita dapat menggunakan untuk tujuan-tujuan yang baik. Misalnya, saat kita ingin berjumpa dengan teman lama yang sudah lama tidak berjumpa.
Di sisi lain, dia justru akan berdampak kurang baik jika kita menggunakannya secara kurang bijaksana. Misalnya, bermain facebook atau twitter sampai menyita waktu berjam-jam dan lebih parah lagi saat kita lupa dengan belajar. Mungkin juga sebagai ajang untuk bergosip ria. Pantas, sampai-sampai sebagian ulama bahwa mengeluarkan fatwa haram untuk bermain Facebook.
Pada akhirnya, manfaat atau mudharat situs-situs pertemanan ini kembali kita juga. Kalau tujuannya untuk memperbanyak silahturahmi sebagaimana yang diajarkan agama itu tentu bagus-bagus saja. Tapi, jika dia digunakan untuk tujuan-tujuan ngegosip dan sebagainya, mungkin lebih baik kita mempertimbangkannya kembali untuk menggunakannya. Nah, kita-kita juga yang memutuskannya, bukan?

Bandung, Oktober 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar