Muhammad Al Durra
-Bermain Dengan Merpati Surga-
Detik-detik menjelang syahidnya, Al-Durra masih sempat mengatakan, “Tenang ayah…saya baik-baik saja ayah…” saya sendiri berteriak dengan sisa kekuatan yang ada… anak saya mati…anak saya matii… tapi itu sia-sia… Al Durra tetap berusaha menenangkan saya dengan mengatakan.. Jangan takut ayah,, lindungi diri ayah.. ia dalam pelukanku dan Saya tetap berusaha menjauhkannya dari tembakan yang semakin ganas. Al Durra mengatakan juga.. “Jangan takut Ayah.. peluru itu hanya bisa mengenai kakiku..yang penting lindungi diri ayah saja.. Saya bisa bertahan sampai datang mobil ambulan, katanya sambil penuh rasa takut dan menahan sakit.”
Ketakutan adalah musuh terbesar manusia. Siapa pun mampu MENAKLUKANNYA, dia akan berhasil mewujudkan mimpi dan ambisinya. So, don't be afraid..my friends!!
Minggu, 30 Oktober 2011
MencintaiMu
Oleh:Diyanti Sholifiany
Yaa Rabb
Aku tahu CINTA itu indah
Ia mampu mengubah sesorang preman
Menjadi seorang ustadz
Yaa Rabb
Aku tahu merasakan CINTA itu menyenangkan
Ia mampu mengubah pemberontak
Menjadi seorang yang tenang
Yaa Rabb
Aku tahu mengabdi karena CINTA itu sangat indah
Seperti seorang dokter
Yang rela mengabdi untuk pasiennya
Yaa Rabb
Aku tahu membaca serial CINTA itu sangat seru
Menghadirkan romantisnya kisah CINTA
Dengan segala pernak-perniknya
Yaa Rabb
Aku ingin merasakan semua itu
MencintaiMu lebih dari apapun
Oleh:Diyanti Sholifiany
Yaa Rabb
Aku tahu CINTA itu indah
Ia mampu mengubah sesorang preman
Menjadi seorang ustadz
Yaa Rabb
Aku tahu merasakan CINTA itu menyenangkan
Ia mampu mengubah pemberontak
Menjadi seorang yang tenang
Yaa Rabb
Aku tahu mengabdi karena CINTA itu sangat indah
Seperti seorang dokter
Yang rela mengabdi untuk pasiennya
Yaa Rabb
Aku tahu membaca serial CINTA itu sangat seru
Menghadirkan romantisnya kisah CINTA
Dengan segala pernak-perniknya
Yaa Rabb
Aku ingin merasakan semua itu
MencintaiMu lebih dari apapun
Pintaku pada Tuhan Oleh: Diyanti Sholifiany
Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?
Ketika Ia sampaikan umurku
Di bulan penuh cinta ini
Aku justru asyik tidur pulas
Padahal aku tahu
Banyak amal kebaikan menanti
Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?
Ketika Ia lapangkan rezekiku
Di bulan dimana
Setiap amalan itu dilipat gandakan
Aku justru setia dengan sifat serakahku
Menghamburkannya sampai tak bersisa
Padahal aku tahu
Ada kewajiban yang harus ditunaikan
Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?
Ketika Ia menganugerahiku
Kepandaian dalam berbicara
Aku justru asyik memakan bangkai saudaraku
Padahal aku tahu
Aku pun tak luput dari kekhilafan
Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?
Ketika ada suatu malam
Yang lebih baik dari seribu bulan
Aku justru asyik memikirkan tanah
Padahal aku tahu
Aku pun akan kembali menjadi tanah
“Tuhan ku mohon
jangan jadikan Ramadhan ini yang terakhir
Karena aku tahu
Aku masih kufur atas nikmat-Mu” pintaku
Bandung, 25 Agustus 2011
Ketika Ia sampaikan umurku
Di bulan penuh cinta ini
Aku justru asyik tidur pulas
Padahal aku tahu
Banyak amal kebaikan menanti
Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?
Ketika Ia lapangkan rezekiku
Di bulan dimana
Setiap amalan itu dilipat gandakan
Aku justru setia dengan sifat serakahku
Menghamburkannya sampai tak bersisa
Padahal aku tahu
Ada kewajiban yang harus ditunaikan
Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?
Ketika Ia menganugerahiku
Kepandaian dalam berbicara
Aku justru asyik memakan bangkai saudaraku
Padahal aku tahu
Aku pun tak luput dari kekhilafan
Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?
Ketika ada suatu malam
Yang lebih baik dari seribu bulan
Aku justru asyik memikirkan tanah
Padahal aku tahu
Aku pun akan kembali menjadi tanah
“Tuhan ku mohon
jangan jadikan Ramadhan ini yang terakhir
Karena aku tahu
Aku masih kufur atas nikmat-Mu” pintaku
Bandung, 25 Agustus 2011
Langganan:
Postingan (Atom)