Sabtu, 20 Maret 2010

“PAMAN GOOGLE” PUN FASIH BERBAHASA INDONESIA! Oleh: Diyanti Sholifiany

Para sobat Mudaers,
Memiliki kemampuan berbahasa asing khususnya bahasa Inggris di zaman sekarang ini kayaknya nggak bisa ditawar-tawar lagi. Soalnya, bagaimana kita bisa bersaing di dunia kerja? Coba saja perhatikan iklan-iklan lowongan kerja di koran! Dari berbagai syarat yang diminta, syarat “Menguasai Bahasa Inggris Secara Lisan dan Tulisan” selalu saja nongol.
Karena itu, wajar juga sih kalau masyarakat berlomba-lomba meningkatkan kemampuan bahasa asingnya. Bahkan, banyak orangtua yang menyiapkan anaknya sejak dini untuk ber-cas-cis-cus dengan bahasa asing. Tak heran, lembaga-lembaga kursus bahasa asing pun menjamur dimana-mana.
Kelirukah? Nggak juga sih. Bahkan itu harus didukung. Soalnya, itu kan cara untuk meningkatkan kualitas SDM-juga. Cuma saja, lebih bagus lagi kalau semangat yang sama diterapkan pada bahasa nasional kita sendiri, bahasa Indonesia. Soalnya, banyak orang merasa malu alias minder jika kemampuan bahasa Inggris-nya berantakan. Anehnya, mereka tenang-tenang saja kalau kemampuan bahasa Indonesia-nya amburadul!
Di sekolah, contohnya, banyak siswa yang menganggap pelajaran bahasa Indonesia kurang penting. Ada anggapan buat apa harus serius-serius banget belajar bahasa Indonesia. Toh, bahasa ini kan sudah digunakan sebagai bahasa sehari-hari? Soal nilai? Tenang saja. Jarang-jarang kok nilai pelajaran bahasa Indonesia yang jeblok. Bisa jadi itu karena kepandaian siswa sendiri atau karena kebaikan sang guru.
Begitu juga yang terjadi di masyarakat. Entah nggak tahu atau sengaja, banyak orang mengabaikan kaidah-kaidah baku dalam berbahasa Indonesia. Akibatnya, masyarakat sepertinya lebih akrab dengan bahasa Indonesia pasaran ketimbang yang baku. Sedihnya, ketika kita jadi tuan rumah perhelatan-perhelatan internasional, bahasa Indonesia hanya diperlakukan sebagai bahasa kedua, ... atau bahkan tidak diperlukan sama sekali!
Nah, apakah ini pertanda masyarakat kita nggak bangga lagi dengan bahasa nasionalnya sendiri? Mungkin juga sih! Tapi, kalau mau berpikir jernih, sebenarnya tidak alasan bagi kita untuk tidak bangga dengan bahasa nasional kita sendiri. Yang jelas, bahasa Indonesia telah memberikan sumbangsih sangat besar dalam mempersatukan bangsa kita yang sangat majemuk ini.
Melihat pengalaman bangsa lain, nggak gampang lho mewujudkan bahasa nasional itu! India, misalnya, sampai saat ini masih belum mampu mewujudkan bahasa persatuan nasionalnya meskipun negara ini memiliki bahasa Hindi dan Tamil.
Begitu juga Filipina. Memang, negara ini punya bahasa nasional, yaitu bahasa Filipino. Sayangnya, bahasa ini sulit berkembang karena kalah bersaing dengan bahasa Inggris. Akibat lebih jauh, negeri ini terancam identitas kebangsaannya. Nah, lho!
Jadi, sepantasnyalah kita bersyukur karena memiliki bahasa nasional yang mampu mempersatukan bangsa ini. Bahkan, dalam pergaulan internasional saat ini, bahasa Indonesia semakin mendapat tempat terhormat. Dalam Harian Kompas Edisi Rabu, 29 Oktober 2008, misalnya, diberitakan bahwa bahasa Indonesia kini dipelajari di lebih dari 45 negara. Mau tahu negara-negara itu? Beberapa diantaranya adalah Australia, Amerika Serikat, Kanada, Vietnam, Jepang, Korea, RRC, Rusia, Perancis, Ceko, Belanda, Polandia dan Mesir.
Di Australia, bahasa Indonesia kini menjadi bahasa keempat terpopuler setelah bahasa Inggris, Mandarin dan Jepang. Sekitar 500 sekolah di negeri Kanguru ini juga telah mengajarkan bahasa Indonesia. Bahkan, banyak murid kelas enam SD yang sudah mahir berbahasa Indonesia.
Di Vietnam, belum lama ini Pemerintah Kota Ho Chi Minh resmi mengumumkan bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua di kota ini. Itu artinya kedudukan bahasa Indonesia sejajar dengan bahasa Inggris, Prancis dan Jepang, yaitu sebagai bahasa kedua yang diprioritaskan.
Simak pula komentar Kyoko Funada, seorang pakar bahasa Indonesia berkebangsaan Jepang. Menurut Kyoko, bahasa Indonesia sekarang sudah maju dan modern. Lebih modern dibandingkan dengan bahasa Malaysia atau bahasa Brunei. Kemajuan ini, katanya, tidak lepas dari kerja keras para ahli bahasa Indonesia sejak awal kemerdekaan dulu untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa modern.
Perkembangan lain yang tidak kalah menarik adalah semakin meningkatnya popularitas bahasa Indonesia di jagat internet. Dalam situs Wikipedia, misalnya, Wikipedia Indonesia bertengger di peringkat ke-26 dari 250 Wikipedia berbahasa asing seluruh dunia. Di tingkat Asia, Wikipedia Indonesia berada di peringkat tiga, setelah Jepang dan Mandarin.
Bagi para Mudaers yang hobi nge-blog, pasti tidak asing lagi dengan WordPress. Nah, menurut yang empunya situs ini, Matt Mullenweg, penggunaan bahasa Indonesia untuk posting-posting WordPress ternyata menduduki urutan ketiga setelah bahasa Inggris dan Spanyol.
Raksasa mesin pencari di internet seperti Google pun menyadari pentingnya bahasa Indonesia. Karena itu, situs ini telah memberikan layanan dalam bahasa Indonesia. Bahkan, secara resmi, Google telah meluncurkan situs penerjemahan bahasa Indonesia di situsnya itu. Seakan tak mau ketinggalan, langkah “Paman Google” ini diikuti pula oleh situs-situs populer lainnya seperti Yahoo! dan Facebook.
Karena itu, tampilnya bahasa Indonesia menjadi salah-satu bahasa resmi dunia tinggal nunggu waktu saja. Syarat-syaratnya sebenarnya sudah mendukung, antara lain: bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar bagi lebih dari 200 juta penduduk; bentuk dan strukturnya sederhana; menyerap secara bebas unsur dan istilah bahasa asing; mampu digunakan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan serta merupakan mata ajaran wajib di sekolah.
Nah, melihat berbagai perkembangan di atas, masih juga kita meremehkan bahasa nasional kita sendiri? Padahal, bahasa ini telah menorehkan tinta emas dalam sejarah perjalanan bangsa sekaligus terus berkembang sebagai bahasa internasional sejajar dengan bahasa-bahasa lainnya. Semoga saja tidak!
oo00oo
Bandung, 15 February 2010

Cinta Sejati By: Diyanti Sholifiany

Cinta sejati…
Kata orang itu ada
Kata orang itu indah
Kata orang harus diperjuangkan

Tapi …
Tidak untukku…
Cinta sejatiku hanya untuk Allah SWT

Tetapi …
Cinta sejatiku di dunia
Hanya untuk nya

Lalu aku bertanya-tanya
Dimana dia dan siapa dia?

Semoga kelak aku dapat menemukannya

Hanya untuk Negeriku Tercinta By: Diyanti Sholifiany

Keberanianku membara
Membuatku mampu tunjukkan Bahasa Negeri
Dengan meretas asa
Kelak bisa menjadi primadona

Merekahkan diriku
Untuk sebuah kreativitas
Bukan untuk pujian semata
Tapi untuk mengharumkan nama bangsaku
Di mata dunia

Bias sinar mentari sore
Menyapu layangan Kagatiku di udara
Sungguh senang rasanya
Para wisatawan terpesona melihatnya