Kamis, 20 Mei 2010

Message Received
Oleh: Diyanti Sholifiany

Malam itu...
Mataku seakan enggan menutup. Tak ada rasa ngantuk. Apalagi niat untuk tidur. Yang ada hanyalah suara kodok yang saling bersahutan satu sama lain. Hanya ditemani bantal dan guling. Tanpa satu kata pun. Huuuhh...
Aku masih bingung. Masih saja belum punya ide untuk sebuah cerita. Entahlah..??. Takut rasa malas itu datang dan rasa ngantuk mulai menghampiri.
Tapi...
Teringat masa-masa SMP. Kala itu kelas 9 SMP. Masa-masa menjelang UN. Guruku berkata, “ Dulu keluarga bapak termasuk keluarga terhormat dan terpandang. Orang tua bapak dua-duanya pengusaha. Suatu saat mereka berdua dibohongi oleh rekan kerjanya. Harta kekayaan keluarga bapak pun seketika habis. Padahal dulu mah semua keinginan bapak selalu dikabulkan oleh orang tua. Misalnya jika bapak minta beli sepatu pasti hari itu juga dibelikan. Sekolah pun diantar supir. Keadaan yang jauh berbeda. Ketika kehidupan mereka serba terbatas. Bapak kala itu pindah ke kota lain untuk tinggal sama saudara. Semua itu karena nekat. Untuk kehidupan yang lebih layak. Dengan kata lain bapak saat itu hidup dari belas kasihan orang, dan...”
Terdengar suara ...
“ Diyanti tidur sudah malam ”, teriak ibu dari kamar nya.
“ Iya bentar lagi ”, sahutku. Huh..Ku kira suara siapa?
Sekejap. Aku tertidur dan masuk ke dalam alam bawah sadar. Sebuah mimpi datang. Sama persis dengan khayalanku sebelum tidur. Mungkin semua itu lanjutannya. He..
“ Bapak saat itu untuk makan bersama saudara. Harus makan beras ketan yang dicampur satu gandu gula merah. Lalu diperbanyak airnya. Agar cukup sampai sore. Karena harga beras sangatlah mahal. Begitulah kehidupan sulit saat itu. Oia, ingat saat ingin berangkat sekolah. Karena tidak punya uang. Bapak berkata ke tukang angkotnya, uangnya ketinggalan, dompetnya hilang, dan masih banyak lagi. Semuanya dijalani dengan sabar. Kehidupan pun semakin membaik. ”
Pagi mulai datang. Sinar matahari mulai masuk dalam selubung jendela kamar. Rasanya mata sangat sulit dibuka. Masih ada hasrat untuk tidur. Pikiranku saat itu hanya tertuju pada HP yang berada di samping guling. Ternyata sudah ada satu buah “Message Received” dari guru SMP.
Isinya...
“ Dy, mau ga nulis cerita tentang perjalanan hidup anak yang dulunya bahagia. Punya kehidupan yang layak. Tapi semua itu jadi hilang ketika sebuah musibah yang menimpa keluarganya. Dia mau sekolah tapi harta kekayaannya habis. Hidupnya sekarang dari belas kasihan orang. ”
Yang menjadi pertanyaan adalah kenapa bisa sama. Dengan mimpi dan khayalanku semalam. Sangatlah ajaib. Entahlah...?. Trimakasih Tuhan. Haha..
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar